Skip to main content

#Ngekos: Pengalaman Menghuni Kos Angker

Hi, saya kembali lagi dengan saya (mantan) Mahasiswa Kesmas Unnes. Kali ini saya akan menceritakan pengalamanku tinggal di sebuah kos yang kumuh dan angker.

Sebuah kos daerah di sekitar kampusku yang mungkin paling murah harganya. Sekitar Rp 800.000 per semester.
Nama kos ini sebut saja kos S.

Sebagai mahasiswa baru dengan uang saku yang sangat minim sekali, dalam memilih kos kriteria yang saya utamakan adalah harga yang murah.

Entah kos tersebut jelek yang terpenting bisa saya tinggali secara nyaman dengan harga yang murah.
Atas Informasi dari postingan facebook, ketemulah saya dengan kos S ini.

Selama tinggal di kos S, saya mengalami berbagai kejadian yang menurut saya tidak biasa dan tak bisa terlupakan. Dari kamar kos yang bocor, kejadian horor penampakan kuntilanak, suara berisik keenakan dari dua sejoli di kamar sebelah, hingga ditipu seorang cewek, dikasih es teh manis yang ternyata bir.
Tetapi, hal menyenangkan juga ada kok selama saya tinggal di kos ini.

Sebelum itu mungkin kamu berminat untuk membaca pengalaman seputar perjalanan saya saar menjadi mahasiswa kesmas:
1. Pertama Kali Ke Semarang
2. Saya Kuliah di Fakultas Insyaallah
3. Cerita menghitung lalat 

Oke, mari kita mulai cerita yang lebih rinci  pengalamanku tinggal di kos kumuh dan horor ini. Sebagai gambaran untuk menambah kesan mengerikannya kos ini, berikut saya lampirkan sebuah foto boneka yang sedang gantung diri di pohon rambutan kos.
Seekor boneka gantung diri, diduga karena patah hati


Sambutan Penghuni Kos

Saya gambarkan kos S adalah tipikal kos yang tidak terawat oleh pemiliknya. Pemilik kos ini bukan warga asli sini, jadi sangat jarang menengok keadaan kos kecuali saat akan meminta uang.

Dalam lingkungan Kos S ada dua kelas kos, kelas pertama adalah kos yang berbentuk rumah dengan harga yang lebih tinggi, dan kos berbentuk kontrakan dengan kamar berjejer dengan harga yang lebih terjangkau.

Letak dari kedua kelas ini berbentuk U, dimana kelas pertama diapit oleh dua baris kos berbentuk kontrakan. Total ada 10 kamar.

Kedua kelas kos tersebut sudah pernah saya rasakan tinggal di dalamnya.

Secara penampilan, kos ini adalah kos yang kumuh, tidak terawat. Banyak rumput yang meninggi dibiarkan begitu saja. Daun-daun pohon rambutan yang ada di lingkungan kos ini berserakan, jarang disapu.

Bagi orang yang pertama melihat kos ini pasti merasa Gersang dengan aura kegelapan yang kuat.
Bahkan, beberapa teman saya menyebut kos ini seperti sarang para gangster.

Saat malam tiba, tak ada penerangan di teras kos, sehingga kos ini remang-remang yang hampir gelap. Boleh dibilang, hanya mahasiswa yang bernyali tinggi sajalah yang sanggup tinggal di kos ini.

Awal kedatangan saya kesini disambut baik oleh para penghuni kos. Penghuni kos ini mayoritas adalah mereka para mahasiswa semester akhir, bahkan mahasiswa yang di ujung tanduk alias hampir D.O.

Mereka ini mayoritas dari jurusan olahraga, beberapa mahasiswa seni, serta bebrapa mahasiswa S2. Karena mayoritas semester tua wajah-wajah mereka juga tua, sehingga  mungkin agak menyeramkan bagi saya mahasiswa baru yang masih unyu-unyu saat itu.

 Namun secara komunikasi mereka terbuka dan langsung menganggap saya sebagai bagian keluarga kos.
Karena itulah keadaan lingkungan kos yang seperti tidak layak, tidak terlalu saya permasalahkan.

Selain manusia, kos ini ternyata di huni juga oleh non manusia.
Non manusia yang saya maksud ini itu sejenis hantu, setan, jin atau apalah itu sebutannya. Sambutan penghuni kos (manusia) yang menyenangkan berbanding terbalik dengan penguni non manusia ini.

Menyeramkan!

Beberapa hari awal tinggal di kos ini tak ada yang aneh. Saya melakukam aktifitas seperti biasa, berangkat kuliah, bercengkrama denga tetangga kamar, istirahat. Semua normal.

Hingga pada suatu malam, kehdiran dari penghuni kos tak kasat mata mulai muncul. Pengalaman mistis di kos inipun dimulai.

Saya bukan termasuk orang sensitif dengan hal-hal mistis, bukan pula orang yang ambil pusing dengan persetanan ataupun perjinan. Satu-satunya hal mistis yang pernah ku alami adalah saat kelas 4 Mi, dimana sesosok putih rambut panjang berwajah putih rata terbang mencegatku untuk keluar malam.

Suatu malam aku dibangunkan oleh rasa kebelet pipis yang datang tiba-tiba. Sekiranya pukul dua aku keluar kamar menuju WC.

Letak WC terpisah di sebelah timur kos, penerangan di dalam WC ini hanya dari bohlam 5 watt yang remang-remang.
Diluar wc, tanpa penerangan sama sekali. Sementara Cahaya bulan terhalang oleh Pohon rambutan sebelah wc ini.

Selesai si joni mencurahkan semua karya seninya ke jamban, aku lalu keluar WC dengan perasaan lega.

Sebelum melanjutkan tidur, aku sempatkan untuk mengambil wudhu di kran air dekat wc (kondisi gelap remang-remang).

Masuk tahap membasuh muka, tiba-tiba terdengar oleh telingaku ramai suara anak ayam...

Suara Segerombolan anak ayam!
Cip.. cip..cip..cip... Piyak.. piyak.. piyak..
Tengah malam ada anak ayam?
Aku tengok kanan-kiri-bawah..
Mencari dari mana asal bunyi ini..
Suara itu perlahan hilang.
Mungkin ayam punya kos sebelah, pikirku positif
Akupun melanjutkan wudhu.
Saat tahap membasuh telinga, perasaan aneh mulai hinggap. Sesaat waktu terasa terhenti, sangat senyap, tak ada angin berhembus.
Tubuhku merinding..

Srek srek srek

Itu suara gesekan ranting pohon rambutan yang ada di belakang badanku!. Kok bisa ? Padahal tak ada angin..

Rasa penasaran membuatku menoleh ke belakang, menujukan pandangan ke arah pohon rambutan itu.

Dan..

Di bawah cahaya bulan muda, ku lihat sosok wanita sedang bertengger di ranting pohon rambutan itu

Memakai baju putih dengan rambut hitam yang menjuntai
Dua bola mata merah menyala wanita ini tajam mengawasiku.
Lalu tertawa jahat kayak di film-film.

Wua... Kuntulanaak!!!!!!

Dengan ketakuan luar biasa, aku lari terbirit menuju kamar kos.

Astaghfirullah!!!

Akibat kejadian malam itu, aku tak dapat tidur meski sudah merem dan menutup kepalaku dengan bantal.

Baru mulai tenang saat suara adzan shubuh saling bersahutan. Sholat, kemudian tidur hingga siang.
Bolos kuliah pagi.

Pada tiga hari berturut-turut teror itu masih berlanjut. Tapi hanya suara-suara saja yang terdengar. Mbak kuntul tak lagi menampakkan sosoknya.

Hari-hari selanjutnya sudah tak ada lagi gangguan yang aku terima. Mungkin kejadian tersebut hanya sebuah cara bagaimana penghuni kos non manusia ini menyambutku sebagai penghuni kos baru.

Belakangan kamar kos sebelah juga bercerita saat awal-awal ngekos diperlihatkan sosok bermata merah ini, bahkan diperlihatkan juga sosok setan tanpa kepala.

Usut punya usut
Menurut sesepuh kos, dulu itu ada mahasisiwi yang hamil di luar nikah, pasangan mahasiswa ini melakukan pengguguran kandungan di kos ini yang janinnya kemudian dikuburkan di bawah pohon rambutan itu.

Wuih..

Comments

Popular posts from this blog