Behavior Based Safety Thumbnail |
Nah, maka dari itu sangat penting bagi kamu untuk tahu cara mengendalikan/mengurangi perilaku-perilaku tidak aman yang sering dilakukan pekerja agar meminimalisir kejadian kecelakaan kerja. Dan cara untuk mengurangi Unsafe Action tersebut adalah dengan cara menerapkan pendekatan Behavior Based Safety (BBS) kepada pekerja.
Lalu apa itu BBS?
BBS atau kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Keselamatan Berbasis Perilaku adalah sebuah metode yang digunakan untuk menghindari tejadinya human error (akibat unsafe action) dengan cara mengobservasi dan menganalisis perilaku pekerja ketika mereka sedang bekerja.
Inti dari BBS
Prinsip dasar BBS adalah untuk membantu pekerja supaya membiasakan perilaku bekerja secara aman. Perilaku adalah segala tindakan pekerja yang bisa dilihat oleh orang lain (Misal, berjalan, berlari, duduk, mengangkat, menyeberang dn sejenisnya).
Nah, BBS membantu kita untuk menentukan kenapa pekerja melakukan At-Risk Behavior (perilaku tidak aman) ketika bekerja. BBS juga digunakan membantu kita untuk menyusun langkah-langkah yang bisa mengubah At-risk Behavior tersebut menjadi Safe Behavior (Perilaku aman).
Program yang disusun menggunakan metode BBS harus menggunakan bahan dan kegiatan yang bisa mendorong pekerja untuk memiliki perilaku kerja yang aman. Rambu safety, pelatihan kebijakan K3 dan rapat safety.
Penyusunan program tersebut harus berdasarkan observasi dan analisis perilaku pekerja untuk menentukan mana perilaku aman dan mana perilaku yang tidak aman. Juga harus menggunakan feedback positif kepada pekerja yang memiliki perilaku yang aman dan upaya korektif untuk mengubah perilaku yang tidak aman.
Langkah-langkah menerapkan program BBS
1. BBS dimulai dari memilih dan mengamati Perilaku Aman yang diinginkan
Ketika akan menerapkan BBS di tempat kerja, penting bagi kita untuk memilh dan mengamati perilaku aman yang dilakukan pekerja ketika sedang bekerja. Perilaku yang dipilih dan diamati harus memenuhi syarat berikut:
- Bisa diamati (Perilaku yang bisa dilihat atau didengar)
- Reliabel (Perilaku yang bisa sama-sama dilihat/didengar oleh dua atau lebih orang)
- Perilaku yang bisa dikendalikan oleh pekerja
- Digambarkan secara positif (seharusnya dilakukan begitu... bukan seharusnya tidak dilakukan begitu)
- Perlu diingat, bahwa dalam melakukan pengamatan perilaku, kamu harus objektif berdasarkan apa yang sedang pekerja lakukan. Bukan berdasarkan opinimu atau interpretasi pribadi.
2. Berikan Feedback Positif kepada Pekerja yang berperilaku aman
Feedback positif sangat bagus untuk membudayakan perilaku aman kepada pekerja. Ketika dalam pengamatan kamu melihat pekerja melakukan perilaku yang aman saat bekerja, berikanlah feedback positif kepada pekerja tersebut. Feeback positif bisa berupa pujian, atau ucapan terimakasih atau hal-hal manis lainnya yang bisa menyemangati pekerja agar tetap melakukan pekerjaan secara aman.
Contoh, ketika kamu melihat supir forklift mengemudi secara berhati-hati dan membunyikan klakson ketika dipersimpangan untuk mengingatkan pekerja yang lain untuk berhati-hati, ucapkanlah terima kasih atas tindakan supir forklift tersebut.
3. Berikan Koreksi kepada Pekerja yang berperilaku tidak aman
Ketika menemukan pekerja melakukan tindakan yang tidak aman, berikanlah peringatan/koreksi kepada pekerja tersebut. Tetapi ingat, hindari untuk marah-marah atas perilaku tersebut.
Dalam melakukan koreksi, kamu harus bersabar. Kamu harus menjelaskan kepada pekerja itu tindakan mana yang salah dan kamu harus jelaskan bagaimana tindakan yang seharusnya dilakukan pekerja.
Dalam memberikan koreksi, kamu harus:
- Fokus dan spesifik pada perilaku aman
- Fokus pada perilakunya, bukan orangnya
- Jelaskan bagaimana melakukan perilaku yang aman sampai pekerja benar-benar paham mengapa perilaku aman itu penting demi keselamatan mereka.
Begitulah.
Bagaimana? Makin pusing dan makin bingung? Tidak apa-apa, kalau kamu masih mahasiswa tidak perlu mendetail untuk paham tentang bagaimana seluk beluk Behavior Based Safety ini. Minimal tahu istilah-istilah dan kepanjangan BB saja sudah cukup. Nanti kalau sudah benar-benar terjun juga paham sendiri.
Tapi kalau masih ingin tahu lebih detail dan jadi ekspert, saya sarankan untuk ikut dalam seminar-seminar K3 yang membahas topik ini juga banyak dan bahkan ada yang gratis. Atau kalau punya uang lebih/dibayari perusahaan tempat kerjamu, kamu bisa mengambil pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh banyak PJK3 (Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Jika ingin penjelasan lebih rinci, silahkan tonton dan dengarkan video dari channel youtube berikut:
Comments
Post a Comment