Skip to main content

Seputar Berat Badan lahir Rendah (BBLR) yang Harus Ibu Ketahui

BBLR merupakan ancaman berbahaya yang harus diwaspadai oleh semua ibu. Menurut WHO, bayi dengan BBLR berisiko 20 kali mengalami kematian dibandingkan dengan bayi lahir mormal.

gambaar BBLR Bayi
Photo by Rene Asmussen from Pexels
Berat Badan Lahir rendah merupakan masalah kesehatan yang serius diberbagai Negara.

BBLR dapat dialami oleh setiap ibu yang melahirkan. Menurut WHO dan UNICEF, sebanyak 16% dari bayi yang lahir di seluruh dunia lahir dengan berat badan rendah.

BBLR lebih banyak terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Bahkan Indonesia menempati urutan ketiga prevalensi BBLR terbanyak di dunia setelah Indi dan Afrika Selatan.

Maka dari itu kita sepatutnya untuk mewaspadai masalah ini dengam cara mengetahui bagaiman pengertian, penyebab, dan cara pencegahan BBLR sejak dini

Apa itu BBLR ?

BBLR adalah istilah untuk bayi yang pada saat lahir berat badannya kurang dari 2500 gram (2,5 kg) Berat bayi ini ditimbang dalam satu jam setelah lahir.

Bayi dengan berat badan lahir rendah, identik dengan bayi lahir prematur. Namun BBLR bisa juga ditemukan pada bayi yang lahir normal pada waktunya (Dismatur).
Sejak tahun 1961, WHO mengganti istilah bayi prematur untuk bayi dengan berat lahir rendah menjadi BBLR. Karena disadari tidak semua kelahiran berat badan rendah merupakan prematur.

Ada dua kategori BBLR, pertma adalah jika bayi yang berat badan lahirnya kurang dari 1500 gram, dan kedua bila bayi dengan berat badan lahir 1501 - 2499 gram.

Apa saja Faktor Penyebab BBLR ?

  1. Status gizi ibu bayi sebelum hamil
  2. Status gizi seorang calon ibu bayi memenentukan asupan yang diperoleh bayi dalam kandungan. Kecukupan status gizi sebelum kehamilan dinilai menggunakan indeks masa tubuh (IMT).

    Salah satu penelitian menunjukkan perempuan yang berbadan kurus atau dengan IMT < 18,5 memiliki peluang dua kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat rendah dibandingkan individu dengan IMT normal.

    Saat sebelum memasuki masa kehamilan, IMT menggambarkan perkembangan tubuh dan kecukupan asupan untuk ibu dan bayi.
  3.  Berat badan ibu bayi saat sedang hamil
    Peningkatan asupan untuk memenuhi kebutuhan bayi pasti akan berdampak pada kenaikan berat badan saat kehamilan. Kenaikan berat badan berkisar antara 5 kg hingga 18 kg yang disesuaikan dengan status gizi sebelum hamil, pada individu berbadan normal kenaikan berat badan yang disarankan sekitar 11 kg hingga 16 kg.

    Kenaikan berat badan yang terlalu sedikit meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah. Hal ini dibuktikan oleh penelitian oleh Frederik dan kolega yang menemukan kenaikan berat badan ibu hamil memiliki hubungan positif terhadap berat bayi saat dilahirkan, semakin besar peningkatan berat badan ibu hamil maka akan semakin tinggi berat badan bayi saat dilahirkan.
  4. Usia Ibu saat sedang hamil

    Bayi berat lahir rendah pada umumnya ditemukan pada ibu yang hamil saat usia remaja. Tubuh seorang perempuan usia remaja belum siap untuk mengalami kehamilan, hal ini juga dapat disebabkan kecukupan nutrisi pada usia tersebut.

    Kehamilan usia remaja yang paling sering terjadi pada usia 15-19 tahun. Akibatnya, risiko melahirkan berat bayi lahir rendah menjadi lebih tinggi 50% dibandingkan usia normal untuk menjalani kehamilan atau sekitar 20-29 tahun.
  5. Jarak waktu melahirkan anak

    Jika waktu kehamilan terlalu berdekatan dengan waktu melahirkan anak sebelumnya maka kemungkinan tubuh ibu bayi belum menyimpan nutrisi yang cukup untuk kehamilan selanjutnya.

    Kebutuhan nutrisi akan meningkat saat hamil, dan akan lebih tinggi lagi jika ibu mengalami kehamilan dan harus memberikan ASI secara bersamaan sehingga meningkatkan risiko bayi berat lahir rendah.

    Suatu penelitian di India menemukan bahwa Ibu yang melahirkan BBLR cenderung memiliki interval kelahiran yang lebih singkat. Rata-rata BBLR terjadi pada ibu yang melahirkan dengan jarak hanya 24 bulan dari kelahiran yang sebelumnya.
  6. Kondisi kesehatan ibu
    Kesehatan ibu saat menjalani kehamilan maupun riwayat kesehatan sebelum dapat berkontribusi menyebabkan BBLR.

    Tidak hanya masalah kesehatan fisik, namun juga kesehatan psikologis ibu. Berikut beberapa masalah kesehatan ibu yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah:
    • Anemia – Kondisi ini pada umumnya disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) dalam darah saat kehamilan dan diatasi dengan mengonsumsi suplemen tablet Fe saat hamil.
    • Riwayat keguguran dan melahirkan BBLR – salah satu masalah yang menyebabkan keguguran adalah ketika tubuh tidak dapat mempertahankan kandungan. Individu dengan usia lebih dari 30 biasanya lebih berisiko memiliki kandungan yang lebih lemah sehingga berisiko melahirkan prematur dan BBLR.
    • Penyakit Infeksi – beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan BBLR adalah HIV, toxoplasmosis dan listeria. HIV dapat ditularkan melalui plasenta ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi hingga menyebabkan gangguan perkembangan dan imun bayi sejak dalam kandungan. Sedangkan toxoplasmosis dan listeria menginfeksi lewat makanan yang tidak matang atau tidak higienis.
    • Komplikasi kehamilan – di antaranya gangguan pada uterus dan letak plasenta yang lebih rendah sehingga bayi harus dilahirkan dengan operasi caesar saat kurang dari usia kandungan normal.
    • Pregnancy blues – disebabkan gangguan hormonal yang menyebabkan kesedihan terus-menerus selama hamil. Dampaknya dapat menghilangkan nafsu makan dan kelelahan yang konstan pada ibu hamil.
    • Paparan alkohol dan asap rokok saat hamil (pasif maupun aktif) – konsumsi keduanya menyebabkan racun masuk ke aliran darah ibu hamil dan dapat merusak plasenta, sehingga dapat merusak sumber nutrisi bagi bayi dalam kandungan. Keduanya juga dapat menyebabkan kerusakan sel terutama protein dan lapisan lipid. Konsumsi alkohol sebanyak 20 gram saja dapat menyebabkan janin mengalami hambatan perkembangan dan bernapas.
  7. Melahirkan bayi kembarDengan adanya lebih dari satu bayi dalam kandungan, maka tubuh akan berusaha lebih keras untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Jika mengalami kekurangan nutrisi saat kehamilan, ini dapat menyebabkan berat lahir rendah.

    Bayi yang lahir kembar juga cenderung memiliki badan yang lebih kecil karena keterbatasan ruang untuk berkembang saat dalam kandungan sehingga mereka memiliki berat lahir yang lebih rendah.

    Ada baiknya Ibu yang sudah terdeteksi akan memiliki bayi kembar meningkatkan kecukupan asupan dan meningkatkan berat badan berkisar antara 14 kg hingga 23 kg agar dapat mengurangi risiko melahirkan bayi kembar dengan berat lahir rendah.

Apa Saja Ciri Kandungan berpotensi BBLR ?

Pada masa sebelum lahir, terdapat tanda bahwa kemungkinan besar bayi yang akan dilahirkan adalah BBLR, tanda-tanda tersebut meĺiputi:
  • Ibu dengan riwayat pernah mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko bayi yang dilahirkan BBLR
  • Pergerakan janin yang pertama terasa lebih lambat, gerakan janin lebih lambat ini masih terjadi walaupun kehamilan sudah angka lanjut.
  • Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya
  • Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula dengan Hidramnion, hipermisis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan pendarahan Antepartum.

Bagaimana ciri bayi lahir BBLR ?

  • Bayi yang terlahir BBLR  tampak seprti bayi yang kelaparan,  tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, kulit tipis dan kering.
  • Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak, mudah bergerak dan menangis lemah.
  • Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernapasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya.

Bagaimana Merawat Bayi BBLR ?

  1. Mempertahankan Suhu Ruangan

    Bayi BBLR mudah sangat sensitif dengan suhu dingin dan mudah untuk terkena hiptermia. Suhu ruangan yang baik bagi BBLR adalah suhu yang hampir menyerupai suhu di dalam inkubator. Usahakan agar Suhu lingkungan ruangan hangat sekitar 27°C-29°C.

    Bila inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat di sekitar atau dengan memasang lampu petromaks didekatkan pada tempat tidur bayi.

    Cara paling efektif mempertahakan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan mengendong bayi.

    Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekat ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu. Cara lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum enam jam BBLR.
  2.  Penimbangan Berat Badan

    Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya dan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.

    Pada umunya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat mengisap air susu ibu dan bayi dengan berat kurang 1500 gram bayi diberi minum melalui sonde. Sesudah 5 hari bayi lahir dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap cukup baik maka pemberian air susu ibu diteruskan
  3. Perhatikan Makanan bayi
    Pada bayi prematur refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang di samping itu kebutuhan protein 3-5 gr perhari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya

    Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur tiga jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia pada umumnya bayi dengan berat badan lahir 2000 gram agar lebih dapat mengisap air susu ibu dan bayi dengan berat kurang 1500 gram diberi minum melalui sonde.

    Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap cukup baik maka pemberian air susu diteruskan (Winkjosastro, 2006).

    ASI merupakan makanan yang paling penting sehinga ASI yang paling penting diberikan lebih dahulu, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde lambung menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50 sampai 60 cc/kg/BB/hari, dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg/BB/hari.

    Susu formula khusus BBLR, bisa diberikan bila ASI tidak dapat diberikan karena berbagai sebab. Kekurangan minum pada BBLR akan mengakibatkan ikterus atau bayi kuning (Badriul, 2009).
  4. Mencegah Infeksi

    Bayi berat lahir rendah mudah sekali terkena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuaan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna,

    oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR), dengan demikan perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.

Comments

Popular posts from this blog