Skip to main content

Program Pengendalian Risiko Proyek Kontruksi PT Adhi Karya

Pengendalian Bahaya K3 oleh pt adhi karya
Logo PT Adhi KArya


Pengendalian resiko bahaya haruslah dilakukan setelah identifikasi resiko dilakukan, pengendlian resiko harus dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian bahaya. Resiko dikelola dengan melakukan berbagai teknik dan pilihan teknologi yang tersedia, biaya, efektivitas dan efesiensi terhadap operasi menyeluruh. Dalam pengendlian terlebih dahulu disusun program kerja dan sasaran pengendalian, dalam hal ini mencakup seluruh proses yang berpotensi tinggi menimbulkan bahaya serta seluruh pekerja uyang ada pada proyek tersebut.

Program pengendalian Risiko  oleh PT. Adhi Karya Konstruksi:

1. Safety patrol

Inspeksi K3 atau safety patrol, dilakukan untuk pengawasan dan mengontrol kegiatan dilapangan apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak. Safety patrol dilakukan setiap hari 2 orang dan terdapat 2 shift. Baca Juga : Apa itu Safety Patrol ?

2. Safety Talk

Penjelasan atau pengarahan singkat tentang K3 dan kondisi proyek kepada seluruh pekerja sebelum memulai pekerjaan. Hal ini penting agar pekerja mengetahui kondisi bahaya/risiko yang ada pada pekerjaan yang akan dihadapi. Safety talk dilaksanakan hari sabtu pada akhir bulan

3. Safety Meeting

Pertemuan/ rapat K3 diperlukan untuk membahas masalah yang terjadi dan tindakan pencegahannya serta melaporkan kecelakaan yang terjadi dan langkah - langkah perbaikannya. Safety meeting dilakukan setiap hari rabu.

4. Inspection equipment

Pemeriksaan alat dilakukan secara bergantian dengan 2 alat setiap minggunya. Kecuali PPE dilakukan setiap hari.

5. General House Keeping.

Pembersihan lingkungan kerja dilakukan setiap hari untuk menghindari resiko kecelakan kerja yang diakibatkan lingkungan.

6. Safety award

Pemberian penghargaan kepada pekerja yang rajin menggunakan APD dilakukan setelah akhir pekerjaan proyek tersebut selesai

Pegendalian Risiko Bahaya lain yang mungkin dilakukan yaitu:

  1. Pemasangan rambu-rambu k3 pada galian, atau daerah- daerah yang rawan adanya kecelakaan kerja.
  2. Penyediaan Alat Perlindungan Diri yang sesuai dengan jenis bahaya masing-masing bidang pekerjaan
  3. Mengurangi atau memindahkan pengerjaan yang mempunyai resiko bahaya tinggi.
    Misal Apabila atap di cat dapat dilakukan dibawah sehingga tidak perlu bekerja di ketinggian untuk mengecat atap,
  4. Menggunakan alat bantu. Misalkan pada saat pengecata dapat dibantu dengan bambu pada rol sehingga tidak perlu menaiki scaffolding.
  5. Pembuatan administrative control diantaranya dengan:
    • Melakukan seleksi pada pekerja
    •  Membuat SOP
    • Melakukan rotasi pengerjaan
    • Pengaturan waktu kerja (shift kerja)

Comments

Popular posts from this blog