Arya, Boch 10 tahun yang mengalami obesitas parah |
Belakangan ini Indonesia dihebohkan dengan berita bocah sepuluh tahun yang mempunyai berat badan yang sangat tidak wajar. Arya, bocah asal Karawang Jawa Barat ini memiliki berat badan yang sangat besar yaitu 150 kg. Hal itu mengakibatkan Arya kesulitan untuk berjalan dan melakukan aktifitas sehari-hari lain. Akibar berat badan tersebut Arya terpaksa tidak melanjutkan pendidikannya. Obesitas yang dialami arya juga dapat membahayakan kesehatan bahkan nyawanya.
Kasus yang dialami Arya menunjukkan bahwa penyakit obesitas sudah menjadi masalah yang besar bagi kesehatan masyarakat. Hal tersebut juga dapat diartikan sebagai tanda bahwa selain penyakit menular yang masih tinggi, Indonesia juga dihadapkan dengan masalah trend penyakit tidak menular yang semakin melonjak juga insidensinya. Termasuk Penyakit obesitas ini.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang berlebihan di jaringan adiposa (McPhee et al., 2011).Obesitas dapat didefinisikan berdasarkan IMT (WHO-SEARO, 2011).
Prevalensi atau angka kejadian obesitas obesitas di negara-negara di wilayah Asia Tenggara bervariasi antara 1 – 6,5% pada laki-laki dan 1,3 - 26% pada perempuan. Prevalensi tertinggi baik pada laki-laki dan perempuan terdapat di Maldives (16%). Indonesia berada pada urutan ke-5 dengan prevalensi obesitas sebesar 4,7%. Pada umumnya, obesitas lebih sering ditemukan pada kelompok masyarakat strata sosial ekonomi lebih tinggi (WHO SEARO, 2011)
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 dan 2010 terutama untuk kelompok usia > 18 tahun.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang berlebihan di jaringan adiposa (McPhee et al., 2011).Obesitas dapat didefinisikan berdasarkan IMT (WHO-SEARO, 2011).
Prevalensi atau angka kejadian obesitas obesitas di negara-negara di wilayah Asia Tenggara bervariasi antara 1 – 6,5% pada laki-laki dan 1,3 - 26% pada perempuan. Prevalensi tertinggi baik pada laki-laki dan perempuan terdapat di Maldives (16%). Indonesia berada pada urutan ke-5 dengan prevalensi obesitas sebesar 4,7%. Pada umumnya, obesitas lebih sering ditemukan pada kelompok masyarakat strata sosial ekonomi lebih tinggi (WHO SEARO, 2011)
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 dan 2010 terutama untuk kelompok usia > 18 tahun.
Angka Obesitas di Indonesia terus meningkat |
Berdasarkan Trias Epidemiologi maka konsep dasar timbulnya Obesitas yaitu :
a. Host pada penyakit obesitas
Host ialah semua factor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit. Dalam hal ini, yang berperan sebagai factor pejamu dalam timbulnya serta perjalanan penyakit obesitas yang timbul dipengaruhi oleh banyak factor di dalamnya, antara lain yaitu :
1. Factor Genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetic. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan factor gaya hidup dengan factor genetic. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata factor genetic memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2. Umur
Obesitas dapat terjadi pada seluruh golongan umur, baik pada anak-anak sampai pada orang dewasa. Obesitas dapat terjadi ketika dalam tubuhnya trejadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energy, dimana konsumsi kalori (energy intake) terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energy (energy expenditure). Dalam hal ini asupan energy yang berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik rata-rata per hari yang seimbang maka akan mempermudah terjaidnya kegemukan atau obesitas pada seseorang.
3. Kurangnya aktivitas fisik
Seseorang yang sering berolahraga atau beraktivitas maka lemak dalam tubuhnya akan di bakar sedangkan seseorang yang tidak melakukan aktivitas fisik akan semakin banyak timbunan lemak dalam tubuhnya sehingga kemungkinan untuk menjadi obesitas jauh lebih besar.
4. Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan konsumsi fast foos, minuman manis maupun makanan kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut merupakan makanan yang tingi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai gizi rendah.
5. Factor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang di simpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi , karena itu penurunan berat badan hanya dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.
b. Agent
Agent merupakan suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Adapun agent dalam penyakit obesitas adalah factor nutrisi yaitu kelebihan kalori terutama karbohidrat dan lemak.
c. Lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi munculnya penyakit obesitas yaitu :
Fisik : iklim, musim- produksi makanan berlimpah
Ekonomi : kemampuan daya beli cukup
Sosial : keinginan orang tua memberi. makan kepada anak melebihi kebutuhan nutrisi.
Dalam lingkungan termasuk pula gaya hidup atau pola makan dalam keluarga tersebut dapat memicu munculnya penyakit obesitas.
Riwayat alamiah penyakit obesitas
Riwayat alamiah penyakit obesitas
Riwayat Alamiah Penyakit (Natural History of Disease) adalah perkembangan suatu penyakit tanpa adanya campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural. Pada umumnya secara umum RAP dibagi menjadi 3 tahap, yakni tahap patogenesis, pre-patogenesis (masa inkubasi, penyakit dini dan penyakit lanjut), dan tahap pasca patogenesis (penyakit akhir).
Adapun riwayat alamiah penyakit obesitas yaitu :
Periode prepathogenesis
- Interaksi awal antara agent – host – environment menghasilkan stimulus yang berupa kelebihan kalori.
Periode pathogenesis
- Interaksi lanjutan antara stimulus dengan host yang menghasilkan respons berupa (a) akumulasi lemak jaringan, (b) meningkatnya berat badan melebihi standard berdasarkan umur, sex dan tinggi badan, (c) distribusi lemak secara menyeluruh pada tubuh. Fase ini masih dalam clinical inapparent.
- Bila reaksi antara stimulus dan host terus berlanjut dan telah melibatkan system organ maka akan timbul gejala-gejala dan tanda-tanda klinis sehingga terjadi hal-hal seperti: (a) penurunan efisiensi kerja dan aktifitas fisik, (b) efek penurunan mortalitas meningkat oleh karena aterosklerosis, hipertensi dan diabetes.
- Akhir perjalanan penyakit dapat berupa:
· Sembuh — normal kembali
· Defect — hipertensi, diabetes
· Disabilitas — sulit bergerak
· Meninggal
Tahap pencegahan penyakit obesitas
Obesitas |
Adapun 5 tahap pencegahan penyakit obesitas adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Untuk penyakit obesitas dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan tentang bahaya obesitas dan pengaturan pola makan yang baik serta melalui olahraga secara teratur.
2. Perlindungan Khusus (Specific Protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Untuk penyakit obesitas dapat dilakukan melalui aktivitas fisik yang cukup sehingga terjadi pembakaran lemak dalam tubuh.
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat. Bagi orang yang obesitas maka dapat dilakukan melalui pengaturan pola makan.
4. Pembatasan Kecatatan (Dissability Limitation)
Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul. Bagi penderita obesitas pembatasan kecatatan dapat dilakukan dengan diet atau penggunaan obat-obatan untuk menurunkan berat badan.
5. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain. Bagi penderita obesitas tahap rehabilitasi dapat dilakukan melalui memberikan peran sosial atau mengembalikan peran sosialnya seperti semula sehingga dia merasa di terima oleh masyarakat.
Comments
Post a Comment