PENGARUH DISLIPIDEMIA PADA VITALITAS SEKSUAL PRIA
OLEH :
NAMA : MUSFIQ FADHIL
NIM : 6411414085
ROMBEL : 4
JURUSAN ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................6
1.3 Tujuan ......................................................................................6
1.4 Manfaat ....................................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................6
1.3 Tujuan ......................................................................................6
1.4 Manfaat ....................................................................................6
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dislipidemia……………………. ...................................7
2.2 Klasifikasi Dislipidemia ............................................................8
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kadar lipid..........9
2.4 Penyakit Akibat Dislipid……………………..……….…….........12
2.5 Pengaruh Dislipidemia pada Vitalitas Seks Pria.....................15
2.6 Penanganan Kondisi Dislipid.................................................19
2.1 Definisi Dislipidemia……………………. ...................................7
2.2 Klasifikasi Dislipidemia ............................................................8
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kadar lipid..........9
2.4 Penyakit Akibat Dislipid……………………..……….…….........12
2.5 Pengaruh Dislipidemia pada Vitalitas Seks Pria.....................15
2.6 Penanganan Kondisi Dislipid.................................................19
2.6
Pengelolaan penderita dislipidemia
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan .......................................................................23
4.2
Saran
................................................................................24
Daftar Pustaka
……………………………………………..………25
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi
semakin mudah diperoleh, Negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara
barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti
mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak
jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang
berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di
perkotaan.1 Kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor penyebab
terjadinya penyakit degeneratif yang sekarang ini telah menggantikan penyakit
infeksi sebagai penyebab kematian utama di Indonesia.
Salah satu penyakit degeneratif yang
menyebabkan masalah cukup besar adalah penyakit kardiovaskuler (PKV). Di
Indonesia, angka kesakitan dan
kematian
akibat PKV terus meningkat tajam. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
menunjukkan bahwa PKV sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan
ke-11 (1972) ke urutan ketiga (1986) dan menjadi penyebab kematian utama 1992,
1995, dan 2001. Penyebab utama PKV adalah adanya manifestasi ateroklerosis di
pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah
dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta
penurunan kadar HDL dalam darah.
Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin
meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata
kolesterol total pada wanita adalah 206,6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun
1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria.
Dibeberapa daerah
juga
ditemukan nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung
Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Apabila dipakai batas
kadar kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada
MONICA I terdapat hiperkolesterolemia 13,4 % untuk wanita dan
Hubungan
perilaku 11,4 % untuk pria. Pada
MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14 %
pria.
Peningkatan prevalensi dislipidemia,
berdasarkan beberapa sumber, adalah akibat dari peningkatan kemakmuran
di negara bersangkutan yang diukur dari pendapatan per kapita. Kenaikan
prevalensi dislipidemia di Indonesia masih akan terus meningkat yang
disebabkan oleh karena faktor demografis (pertambahan
jumlah
penduduk, usia lanjut yang bertambah), gaya hidup kebarat-baratan, penghasilan
perkapita yang tinggi, obesitas, perkembangan teknologi, berkurangnya penyakit
infeksi, dan meningkatnya layanan kesehatan.
Faktor
perilaku seperti yang disebutkan di atas sangat berkaitan dengan meningkatnya prevalensi
dislipidemia di negara berkembang seperti Indonesia.
Tinggi dan rendah kadar kolesterol dapat
mempengaruhi kehidupan seks. Salah satu penyebabnya adalah penyempitan pembuluh
darah yang akan membatasi aliran darah menuju penis sementara ereksi terjadi
karena aliran darah yang deras menuju penis. Aliran darah terbatas menyebabkan
disfungsi ereksi . Tingginya kadar kolesterol dapat menyebabkan penumpukan plak
di arteri yang menyempitkan “diameter” nya dan membatasi aliran darah. Jika aterosklerosis
menumpuk di arteri darah yang menuju ke organ seks, akhirnya akan terjadi disfungsi ereksi.
Selain itu kolesterol juga akan mempengaruhi
seks dengan mengubah kemampuan tubuh untuk merespon sinyal hormon sehingga
meningkatkan aliran darah ke kulit dan organ seks. Jika kemampuan tubuh untuk
mendeteksi perubahan hormon terganggu maka tidak akan dapat merespon sinyal
yang menimbulkan gairah seks. Ketidakseimbangan kolesterol juga akan
menimbulkan masalah lain dalam tubuh yang akan mengurangi kemampuan untuk
merespon rangsangan
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka kami merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Apa yang dimaksud dengan Dislipidemia
?
2.Siapa saja
yang beresiko terkena Dislipidemia ?
3.Bagaimana
pengaruh Dislipidemia pada vitalitas seks pria ?
1.2
TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengkaji dan
menelaah lebih jauh, mengenai Dislipidemia dan faktor apa saja yang
mempengaruhi keadaan tersebut sehingga dari permasalahan tersebut dapat diambil
suatu tindakan pencegahan berupa solusi untuk menanggulangi masalah dislipidemia
sehingga dapat bermanfaat untuk dikembangkan lebih lanjut bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
1.3
MANFAAT
Hasil dan
penulisan makalah
ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan dukungan secara ilmiah mengenai dislipidemia dan pengaruhnya
terhadap vitakitas seks pria sehingga dapat memberikan masukan dan solusi dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia akan pencegahan, penanggulangan dan
pengobatan penyakit yang ditimbulkan karena dislipidemia sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
DISLIPIDEMIA
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita,
2004)
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya
peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang
dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000).
Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran
yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin
dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai triad lipid, yaitu:+-
a.
Kolesterol
total
Banyak
penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah
dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten, dan tidak
bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik, eksperimental,
epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar
kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung
koroner (PJK)
b.
Kolesterol
HDL dan kolesterol LDL
Bukti
epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negative antara kadar kolesterol
HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet dapat menaikan
kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung koroner.
c.
Trigliserida
Kadar
trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan penyakit
jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol HDL.
Kadar
lemak darah dalam tubuh
|
Kisaran
Ideal (mg/dl)
|
Kolesterol
Total
|
120-200
|
LDL
|
60-160
|
HDL
|
35-65
|
Perbandingan
LDL/HDL
|
<3,5
|
Trigliserida
|
<200
|
Sumber: Bahri anwar,
2004
2.2 KLASIFIKASI DISLIPIDEMIA
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan
patogenesis penyakit adalah sebagai berikut :
a. Dislipidemia
Primer
Yaitu kelainan penyakit genetik dan
bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
b. Dislipidemia
Sekunder
Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan
seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik
syndroma, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif.
Hipertrigliserida disebebkan oleh DM, konsumsi alkohol, gahal ginjal kronik,
miokard infark, dan kehamilan. Dan dislipidemia dapat disebabkan oleh
hipotiroidisme, nefrotik sindroma, gagal ginjal akut, penyakit hati, dan
akromegali.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya
kadar lipid :
Dalam batasan
ilmiah, dislipidemia terjadi adanya akumulasi kolestrol dan lipid pada dinding
pembuluh darah. Dislipidemia merupakan masalah yang cukup pentingkarena
termasuk faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penelitian mendukung
bahawa dislipidemia memiliki lebih dari asatu penyebab. Faktor genetic, pola
makan,gaya hidup, obesitas dan faktor lain.
a. Faktor
genetik
Dislipidemia cenderung terjadi dalam keluarga,
mendukung bahwa hal itumungkin memiliki suatu penyebab genetic. Dalam dunia
medis dislipidemia yangditurunkan familial dislipidemia (FD). FD ini merupakan
penyakit genetic yangditurunkan secara dominan autosomal (kromosom yang bukan
untuk produksi)dalam sel manusia. Penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi
yang terjadi padareseptor kolestrol LDL. Reseptor LDL merupakan reseptor sel
perukaan yang berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolestrol.Cara
sederhana untuk menerangkan bahwa penyebab dislipidemia dari faktor genetik
yiatu sebesar 80% dari kolestrol di dalam darah di produksi oleh tubuhsendiri
ada sebagian orang yang memproduksi kolestrol lebih banyak dibandingkan yang
lain. Ini disebabkan karena factor keturunan. Pada orangtersebut meskipun hanya
mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol ataulemak jenuh tetapi tubuh
tetap saja memproduksi kolestrerol lebih banyak.
c.
Faktor pola makan
Terjadi penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri
koroner tersebutdisebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak ( kolesterol,
trigliserida) dibawahlapiasan terdalam (endothelium) dan dinding pembuluh nadi.
Salah satu factor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan.Penyakit
jantung kerap diidentikan dengan penyakit akibat “ hidup enak”,yaitu terlalu
banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolestrol. Hal ini semakin
menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makanan siap saji junk food
aktu dalam kurun waktu satu decade ini.Junk food telah menjadi bagian
dari gaya hidup sebagai masyarakatdi Indonesia , diberbagai tempat yang selalu
penuh oleh pengunjung dengan berbagai usia, dari kalangan annak-anak hingga
dewasa. Padahal jun food banyak mengandung sodium. Lemak jenuh dan kolestrol.
Lemak jenuh berbahaya bagictubuh karena merangsang hati untuk memproduksi
banyak kolesterol yang juga berperan akan muncul penyakit jantung. Karena
kolestrol yang mengendap lama-lama akan menghambat aliran darah dan oksigen
sehingga mengganggumetabolisme otot jantung. Cara terbaik untuk menjaga tubuh
dari serangan jantungadalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet
seimbang. Untuk menghindari penimbunan lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing,
makananan bersantan dan gorengan kerena dapat meningkatkan kadar kolestrol
darah.Lemak jenuh tunggal mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatankadar
kolestrol darah, terdapat pada minyak jaitun, minyak biji kapas, minyak wijen.
c. Faktor
obesitas
Obesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana
dari kelebihan berat badan yang dihasilkan dari makan terlalu banyak dan
aktifitas terlalu sedikit.Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara
factor-faktor genetic, pertilakudan lingkungan menyebabkan ketidakseimbangan
antara asupan dan pengeluaranenergy. Peningkatan berat badan 20% atau lebih
diatas berat badan normal adalahtitik dimana kelebihan berat badan berkembang
menjadi gangguan kesehatan. Tingkat kelebihan berat badan yang rendah dapat
berkaitan dengan resiko kesehatan,terutama timbulnya gangguan kesehatan lain
seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung.
Orang dengan obesitas maka didalam tubuhnya
cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan timbulnya lemak yang
ada dalam tubuh ini akanmenyebabkan penyempitan pada pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah inikemudian akan dapat meningkatkan kadar kolestrol
total dan LDL kolestrol.Obesitas telah berkembang sebagai faktor resiko
diabetes. Hipertensi, penyakitkardiovaskuler dan beberapa kanker pada pria dan
wanita. Kondisi lain yangterjadi, termasuk kesulitan bernafas waktu tidur,
osteoarthritis, kemandulan,hipertensi intracranial idiopati, penyakit statis
vena pada anggota gerak bawah,getaran gastro-esofageal dan gangguan perkemihan.
2.4 . Penyakit
Akibat Dislipidemia
a.
Arterosklerosis
Adalah radang pada pembuluh darah manusiaakibat akumulasi
kolesteroldi dalam dinding pembuluh daraharteri, mengakibatkan penebalan
arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah yang dapatmenghambat aliran darah
ke berbagai organ. Aterosklerosis adalahproses umum yang melibatkan banyak
pembuluh darah di tubuh,termasuk di jantung, otak, dan ginjal.
b.
Hipertensi
Adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darahsistolik > 140mmHg dan tekanan darah diastolik > 90mmHg.
Sebuahtekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg adalah definisi yangditerima
untuk hipertensi sistolik, sedangkan tekanan lebih dari 90 mmHg sering
didefinisikan sebagai hipertensi diastolik. Tingkat tekanandarah harus
konsisten, bukan sekadar rekaman sporadis. Untukmenentukan apakah hipertensi
hadir, yang terbaik adalah mengukurtekanan darah sendiri, yang diperoleh di
luar pemeriksaan rutin kedokter, yaitu dianjurkan 1 bulan sekali.Gejala : sakit
kepala, migrain, rasa berat di tengkuk, mataberkunang-kunang, lemah, muka
pucat, suhu tubuh sedikit rendah.
c. Klaudikasio
intermitten
Adalah nyeri pada otot ekstremitas bawah yang timbul
ketikaberjalan disebabkan oleh penyumbatan kolestrol di pembuluh darahkaki.
Penyakit ini menyebabkan penderita berhenti untuk berjalan.
•
Mekanise penyakit
klaudikasio intermiten :
Plak aterom/lemak di pembuluh darah àasupan
darah(mengandung oksigen dan glukosa) ke jaringan otot di kaki berkurangàotot
kekurangan oksigen untuk metabolismeàkompensasi ototmelakukan metabolisme
anaerob (metabolisme tanpa menggunakanoksigen)àmetabolisme anaerob di otot
menghasilkan asam laktat àtimbunan asam laktat pada jaringan otot ànyeri pada
otot.
Beratnya hambatan aliran darah di arteri ektrimitas
bawahdibedakan dalam stadium menurut Fontaine (dikutip dari Viles-Gonzales JF,
Fuster V, Badimon JJ, Atherombosis. Awidespread disease with unpredictable
& life threatening consequence Europeheart journal 2004 25(14):1197-07.) :
•
Stadium I : aliran darah ke jaringan masih
cukup, walaupun terdapatpenyempitan arteri.
•
Stadium II : aliran darah ke otot tidak
memadai pada aktivitas tertentu. Timbulnya klaudikasio intermiten. Gejala ini
mengurangi penggunaan ototsehingga jarak tempuh dalam berjalan tidak dapat
melebihi jarak tertentu.
•
Stadium III : aliran darah ke jaringan sudah
tidak memadai saat istirahat.
•
Stadium IV : menurunnya aliran darah
mengakibatkan nekrosis (kematian jaringan).
d. Penyakit
jantung koroner (PJK)
Adalah kondisi yang dimulai ketika
zatkolesterolkeras (plak) terakumulasi di dalamarterikoroner. Plak dalam arteri
koroner itu bisapecah dan menyebabkan pembentukan gumpalan kecil, yang
dapatmenghambat aliran darah ke otot jantung, penyakit ini juga dikenalsebagai
penyakit arteri koroner (PAK).Gejala: rasa nyeri di dada (seperti tertekan,
tertusuk), kelelahan, jantung berdebar-debar, sesak nafas, pusing dan pingsan.
e. Penyakit
stroke
Adalah penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah
otak) yang ditandaidengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi
karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya alirandarah
dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitanatau pecahnya
pembuluh darah. Berdasarkan proses patologi/perjalananpenyakit dan gejala
klinisnya, stroke dibagi menjadi stroke iskemik danstroke hemorragik.
•
Stroke
Iskemik adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya alirandarah ke
otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigendi jaringan otak.
•
Stroke
Hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnyadarah ke
jaringan otak sehingga menekan struktur otak kemudianmenyebabkan gangguan
persarafan di otak seperti nyeri kepala,hilang kesadaran dll.
2.5 Pengaruh Dislipidemia
pada Vitalitas Seks Pria
Dislipidemia
merupakaan suatu kelainan metabolism tubuh yang gagal dalam memtabolisme lipid.
Pada ddislipidemia kadar LDL atau kolesterol jahat akan naik dan kadar HDL atau
kadar kolesterol baik mengalamai penurunan di dalam tubuh.
Kolesterol
tinggi adalah kondisi dimana kadar kolesterol (terutama jenis LDL) sudah sangat
banyak berada di dalam darah sehingga telah menghambat atau bahkan menyumbat
aliran darah dari dan menuju jantung.
Pada
umumnya kolesterol tinggi
diderita oleh orang gemuk meski tidak menutup kemungkinan diderita juga oleh
orang kurus. Kolesterol yang terlalu tinggi diketahui menjadi penyebab
timbulnya beragam gangguan kesehatan kronis seperti penyakit jantung, stroke,
hipertensi dan impotensi.
Impotensi
adalah salah satu masalah seksual yang umum dialami kaum pria. Sebuah
penelitian menyebutkan bahwa semua pria pasti pernah mengalami masalah penis
yang tidak bisa ereksi dengan keras, setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Jika
masalah ereksi tersebut terus berlanjut sampai beberapa bulan maka si pria
disebut sedang menderita impotensi atau
disfungsi ereksi berat. Disfungsi ereksi yang berat umumnya disebabkan
perpaduan antara penyakit fisik seperti kolesterol tinggi dengan masalah
psikis.
Dahulu
pihak medis sepakat menyebut bahwa satu-satunya penyebab impotensi adalah
faktor psikis atau kejiwaan. Barulah beberapa tahun belakangan ini setelah
melalui beberapa penelitian disimpulkan bahwa selain faktor psikis, impotensi
juga bisa disebabkan oleh faktor fisik atau karena adanya penyakit di dalam
tubuh. Dan salah satu penyakit yang menyebabkan terjadinya impotensi
adalah kolesterol tinggi.
Jika
terjadi penyempitan pembuluh darah di lokasi organ genital maka ereksi tidak
mungkin terjadi ataupun jika terjadi maka ereksi biasanya tidak bisa maksimal
sehingga tidak mampu digunakan untuk berhubungan seksual. Kondisi
ketidakmampuan melakukan hubungan seksual akibat ereksi yang tidak keras inilah
yang disebut impotensi.
Salah
satu penyebab kerusakan pembuluh darah
di daerah penis adalah adanya kolesterol tinggi, diabetes, dan tekanan darah
tinggi (hipertensi). Penyakit-penyakit tersebut secara langsung
menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang lambat laun akan
mengganggu fungsi ereksi penis.
Bukan
hanya itu, kolesterol yang terlalu tinggi juga mengandung bahaya lain. Sebuah
penelitian dilakukan di Swedia, hasil penelitian menemukan bahwa pria dengan
kadar kolesterol di atas 270ml/dl memiliki risiko menderita kanker testis
sebanyak empat kali lebih besar daripada pria dengan kadar kolesterol normal.
2.5.1. Dislipidemia
Mengakibatkan Disfungsi Ereksi
Disfungsi
Ereksi (impotensi)/ Erectile Dysfunction (ED) adalah ketidakmampuan untuk
mencapai atau menjaga ereksi tetap pada waktu penetras.i Disfungsi ereksi (DE) adalah bentuk gangguan
fungsi seksual laki-laki yang sangat umum.Seorang pria yang mengalami disfungsi
ereksi kesulitan menjaga ereksi penisnya
pada setiap tahap hubungan seksual.
Kolesterol
tinggi disebut juga dengan istilah hiperkolesterolemia yang berarti
kadar kolesterol dalam darah sangat tinggi. Tingginya kadar kolesterol dapat
memicu berbagai penyakit, salah satunya adalah impotensi pada pria.

Kolesterol tinggi sebabkan penyempitan pembuluh darah
sehingga mengganggu pada saat erekso
Kolesterol tinggi kadang disebut
sebagai lemak jahat karena keberadaannya sama sekali tidak bermanfaat bagi
tubuh. Batas normal kolesterol dalam darah adalah 160-200 mg. Penyebab
seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi adalah karena pola makan yang
tidak sehat dan kurang olahraga.
Adanya lemak jahat dalam darah akan
menyebabkan terjadinya penyempitan dan bahkan kerusakan pembuluh darah. Hal ini
tentu saja akan menyebabkan aliran darah dari dan menuju penis menjadi
terganggu. Sebagai akibatnya kualitas ereksi akan terganggu.
Kolesterol tinggi tidak hanya
disebabkan faktor gaya hidup, faktor lain yang kadang disebut sebagai biang
keladi adalah genetik. Faktor ini tidak bisa dikendalikan karena diturunkan
dari orang tua kepada anak.
Faktor lain yang menjadi penyebab kolesterol tinggi adalah
usia. Dengan semakin bertambahnya usia seseorang maka jumlah lemak jahat dalam
tubuhnya juga akan semakin bertambah, jumlah tersebut akan semakin banyak jika
yang bersangkutan jarang berolahraga dan kurang beraktifitas.
2.5.
Penanganan Kondisi Dislipidemia
1. Perencanaan terapi diet
Pada pasien dislipidemia
harus diterapkan diet seimbang yang mengandung semua nutrient dalam jumlah yang
memadai.
a. Tujuan
diet yang diberikan untuk pasien dengan kondisi dislipidemia:
1) Menurunkan berat badan bila terjadi kegemukan.
2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.
4) Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karboidrat sederhana.
1) Menurunkan berat badan bila terjadi kegemukan.
2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.
4) Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karboidrat sederhana.
b.
Syarat diet yang diberikan:
1) Energi yang dibutuhkan disesuaikan
menurut berat badan dan aktivitas fisik.
2) Lemak sedang, <30% dari kebutuhan
enegi total.
3) Protein cukup, yaitu 10-20% dari
kebutuhan total.
4) Karbohidrat sedanng, yaitu 50-60%
dari kebutuhan total.
5) Serat tinggi, terutama yang larut
air.
6) Cukup vitamin dan mineral (Sunita,
2004)
2.
Intervensi gizi
Intervensi gizi biasa dilakukan dengan
memberikan edukasi gizi
yang
melibatkan alih pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi pada pasien.
Pengetahuan gizi merupakan pencapaian pada Status gizi yang baik dan sangat
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi setiap orang. Untuk memenuhi
kebutuhan gizinya, setiap individu memiliki polam makanan yang mengandung zat
gizi yang dapat digunakan oleh tubuh.
Pengetahuan
gizi dapat memegang peranan penting terhadap tata cara penggunaan pangan dengan
baik sehingga akan mencapai kebutuhan gizi yang seimbang. Tingkat pengetahuan
gizi akan dapat menentukan perilaku seseorang untuk memperbaiki pola konsumsi
makanan yang umumnya dipandang lebih baik dan dapat diberikan sedini mungkin.
Rendahnya tingkat pengetahuan gizi akan dapat
mengakibatkan
sikap
acuh tak acuh terhadap penggunaan bahan makanan tertentu, walaupun bahan
makanan tersebut cukup tersedia dan mengandung zat gizi. Pengetahuan gizi
setiap induvidu biasanya didapatkan dan setiap pengalaman yang berasal dari
berbagai sumber, contoh media massa atau media cetak, media elektronik, buku,
petunjuk dari kerabat dekat. Pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan cara
membentuk keyakinan pada diri sendiri sehingga seseorang dapat berperilaku
sesuai dengan
kehidupan
sehari-hari
2.6 Pengelolaan penderita
dislipidemia
a.
Umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah
upaya non farmakologis yang meliputi modifikasi diet, latihan jasmani, serta
pengelolaan
berat badan. Tujuan terapi diet adalah menurunkan resiko penyakit jantung
koroner dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan
keseimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi. Perbaikan keseimbangan
kalori biasanya memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan
jasmani serta pembatasan asupan kalori
b.
Upaya non farmakologis
1.
Terapi diet
Dimulai dengan menilai pola makan pasien,
mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol
serta seberapa sering keduanya dikonsumsi.
2.
Latihan jasmani
Dari
beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar HDL,
menurunkan trigliserida, menurunkan LDL dan menurunkan berat badan.
c.
Farmakologis
Apabila
terapi non farmakologi tidak berhasil maka, dapat
diberikan
bermacam-macam obatan Tujuan dari
pengelolaan dislipidemia dalam jangka pendek adalah untuk mengontrol kadar LDL
dan HDL dalam darah, dan menghilangkan keluhan maupun gejala yang terjadi pada
penderita dislipidemia. Tujuan jangka panjang untuk mencegah terjadinya jantung
koroner. Cara penanganannya dengan menormalkan kadar kolesterol LDL dan HDL
dalam darah.
BAB III PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam
plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL.
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya
peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang
dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000).
Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran
yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin
dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai triad lipid, yaitu:
Kolesterol total
Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
Trigliserida
Klasifikasi Dislipidemia :
1. Dislipidemia
Sekunder
2. Dislipidemia
Primer
Dislipidemia
dapat berpengaruh negative pada vitalitas seksual pria yaitu dengan tingginya
kolesterol buruk pada penderita dislipidemia dapat mengakibatkan tersumbatnya
aliran darah pada epembuluh darah terutama pada organ genital pria. Haltersebut
dapat menyebabkan disfungsi seksualpada pria yaitu ereksi serta impotensi.
Sehinigga dapat menyebabkan tidak harmonisnya hubungan antara suami dan istri.
4.2 Saran
Kesehatan merupakan hal mutlak yang diinginkan setiap manusia dalam
menjalani hidupnya. Maka dari itu diperlukan pengetahuan lebih lanjut mengenai
dunia kesehatan khususnya mengenai dislipidemia ini. Supaya pria tidak terkena
dislipidemia ini dilakukan kontrol terhadap pola hidup untuk tentap melakukan
gaya hidupyang shat dan sesuuai dengan pedoman gizi seimbang.
Pemerintah juga diharapkan dapat membentuksuatu programuntuk sosialisasi
tentang dilipidemiamaupun tentang bagaiman pencegahan serta pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 2010. Gramedia. Jakarta.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar
Biokimia. 2009. UI-Press. Jakarta.
Campbell, Neil A, dkk.Biologi
Jilid ke-5. Erlangga.
Nico Gandha, Hubungan
perilaku ..., FK UI., 2009.
Sundary, Santy.Pengaruh
pemberian yoghurt kedelai hitam terhadap kadar kolesterol total dan
trigliserida pada laki-laki penderita dislipidemia usia 40-55 tahun. FK Undip.
2012. Semarang.
Rizis,Ulfah. Dislipidemia. Unimus.
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-1137-BAB1.pdf
diakses pada 24 Juni 2015.
Antou, Edmond dkk. PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP DISFUNGSI EREKSI. Jurnal e-Biomedik
(eBM), Volume 2, Nomor 3, November 2014. Manado.
Dislipidemia : Peningkatan Prevalensi dan Beban
Kesehatan.Buletin Rasio. Vol. 10.Juni 2012
sangat menarik pak www.opiumsprayjakarta.com
ReplyDelete