Skip to main content

Makalah : Pengaruh Dislpipidemia Pada Seksualitas Pria

          PENGARUH DISLIPIDEMIA PADA VITALITAS SEKSUAL PRIA



disliidemia unnes




OLEH :
NAMA        : MUSFIQ FADHIL
NIM            : 6411414085
ROMBEL  : 4

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................
....................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................
..........6
1.3 Tujuan ............................................................................
..........6
1.4 Manfaat .........................................................................
...........6
BAB II  PEMBAHASAN
2.1
Definisi Dislipidemia……………………. ...................................7
2.2
Klasifikasi Dislipidemia ............................................................8
2.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kadar lipid..........9
2.4
Penyakit Akibat Dislipid……………………..……….…….........12
2.5 Pengaruh Dislipidemia pada Vitalitas Seks Pria.....................15
2.6 
Penanganan Kondisi Dislipid.................................................19
2.6 Pengelolaan penderita dislipidemia

BAB IV PENUTUP
4.1    Kesimpulan .......................................................................23
4.2    Saran ................................................................................24
Daftar Pustaka ……………………………………………..………25



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, Negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan.1 Kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor penyebab terjadinya penyakit degeneratif yang sekarang ini telah menggantikan penyakit infeksi sebagai penyebab kematian utama di Indonesia.
Salah satu penyakit degeneratif yang menyebabkan masalah cukup besar adalah penyakit kardiovaskuler (PKV). Di Indonesia, angka kesakitan dan
kematian akibat PKV terus meningkat tajam. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa PKV sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-11 (1972) ke urutan ketiga (1986) dan menjadi penyebab kematian utama 1992, 1995, dan 2001. Penyebab utama PKV adalah adanya manifestasi ateroklerosis di pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL dalam darah.
Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206,6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Dibeberapa daerah
juga ditemukan nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Apabila dipakai batas kadar kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapat hiperkolesterolemia 13,4 % untuk wanita dan
Hubungan perilaku  11,4 % untuk pria. Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria.
  Peningkatan prevalensi dislipidemia, berdasarkan beberapa sumber, adalah akibat dari peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan yang diukur dari pendapatan per kapita. Kenaikan prevalensi dislipidemia di Indonesia masih akan terus meningkat yang disebabkan oleh karena faktor demografis (pertambahan
jumlah penduduk, usia lanjut yang bertambah), gaya hidup kebarat-baratan, penghasilan perkapita yang tinggi, obesitas, perkembangan teknologi, berkurangnya penyakit infeksi, dan meningkatnya layanan kesehatan.
          Faktor perilaku seperti yang disebutkan di atas sangat berkaitan dengan meningkatnya prevalensi dislipidemia di negara berkembang seperti Indonesia. 
Tinggi dan rendah kadar kolesterol dapat mempengaruhi kehidupan seks. Salah satu penyebabnya adalah penyempitan pembuluh darah yang akan membatasi aliran darah menuju penis sementara ereksi terjadi karena aliran darah yang deras menuju penis. Aliran darah terbatas menyebabkan disfungsi ereksi . Tingginya kadar kolesterol dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri yang menyempitkan “diameter” nya dan membatasi aliran darah. Jika aterosklerosis menumpuk di arteri darah yang menuju ke organ seks, akhirnya akan terjadi disfungsi ereksi.
Selain itu kolesterol juga akan mempengaruhi seks dengan mengubah kemampuan tubuh untuk merespon sinyal hormon sehingga meningkatkan aliran darah ke kulit dan organ seks. Jika kemampuan tubuh untuk mendeteksi perubahan hormon terganggu maka tidak akan dapat merespon sinyal yang menimbulkan gairah seks. Ketidakseimbangan kolesterol juga akan menimbulkan masalah lain dalam tubuh yang akan mengurangi kemampuan untuk merespon rangsangan



RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Apa yang dimaksud dengan Dislipidemia ?
2.Siapa saja yang beresiko terkena Dislipidemia ?
3.Bagaimana pengaruh Dislipidemia pada vitalitas seks pria ?
1.2       TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji dan menelaah lebih jauh, mengenai Dislipidemia dan faktor apa saja yang mempengaruhi keadaan tersebut sehingga dari permasalahan tersebut dapat diambil suatu tindakan pencegahan berupa solusi untuk menanggulangi masalah dislipidemia sehingga dapat bermanfaat untuk dikembangkan lebih lanjut bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
1.3       MANFAAT
Hasil dan penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dukungan secara ilmiah mengenai dislipidemia dan pengaruhnya terhadap vitakitas seks pria sehingga dapat memberikan masukan dan solusi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia akan pencegahan, penanggulangan dan pengobatan penyakit yang ditimbulkan karena dislipidemia sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1       DEFINISI DISLIPIDEMIA
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004)
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000). Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai triad lipid, yaitu:+-

a.   Kolesterol total
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik, eksperimental, epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung koroner (PJK)

b.   Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negative antara kadar kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet dapat menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung koroner.

c.   Trigliserida
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol HDL.
Kadar lemak darah dalam tubuh
Kisaran Ideal (mg/dl)
Kolesterol Total
120-200
LDL
60-160
HDL
35-65
Perbandingan LDL/HDL
<3,5
Trigliserida
<200
Sumber: Bahri anwar, 2004


2.2 KLASIFIKASI DISLIPIDEMIA
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai berikut :

a.   Dislipidemia Primer
Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
b.   Dislipidemia Sekunder
Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida disebebkan oleh DM, konsumsi alkohol, gahal ginjal kronik, miokard infark, dan kehamilan. Dan dislipidemia dapat disebabkan oleh hipotiroidisme, nefrotik sindroma, gagal ginjal akut, penyakit hati, dan akromegali.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kadar lipid :
Dalam batasan ilmiah, dislipidemia terjadi adanya akumulasi kolestrol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Dislipidemia merupakan masalah yang cukup pentingkarena termasuk faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penelitian mendukung bahawa dislipidemia memiliki lebih dari asatu penyebab. Faktor genetic, pola makan,gaya hidup, obesitas dan faktor lain.

a. Faktor genetik
Dislipidemia cenderung terjadi dalam keluarga, mendukung bahwa hal itumungkin memiliki suatu penyebab genetic. Dalam dunia medis dislipidemia yangditurunkan familial dislipidemia (FD). FD ini merupakan penyakit genetic yangditurunkan secara dominan autosomal (kromosom yang bukan untuk produksi)dalam sel manusia. Penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi yang terjadi padareseptor kolestrol LDL. Reseptor LDL merupakan reseptor sel perukaan yang berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolestrol.Cara sederhana untuk menerangkan bahwa penyebab dislipidemia dari faktor genetik yiatu sebesar 80% dari kolestrol di dalam darah di produksi oleh tubuhsendiri ada sebagian orang yang memproduksi kolestrol lebih banyak dibandingkan yang lain. Ini disebabkan karena factor keturunan. Pada orangtersebut meskipun hanya mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol ataulemak jenuh tetapi tubuh tetap saja memproduksi kolestrerol lebih banyak.

c.   Faktor pola makan
Terjadi penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri koroner tersebutdisebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak ( kolesterol, trigliserida) dibawahlapiasan terdalam (endothelium) dan dinding pembuluh nadi. Salah satu factor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan.Penyakit jantung kerap diidentikan dengan penyakit akibat “ hidup enak”,yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolestrol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makanan siap saji junk food aktu dalam kurun waktu satu decade ini.Junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagai masyarakatdi Indonesia , diberbagai tempat yang selalu penuh oleh pengunjung dengan berbagai usia, dari kalangan annak-anak hingga dewasa. Padahal jun food banyak mengandung sodium. Lemak jenuh dan kolestrol. Lemak jenuh berbahaya bagictubuh karena merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol yang juga berperan akan muncul penyakit jantung. Karena kolestrol yang mengendap lama-lama akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga mengganggumetabolisme otot jantung. Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan jantungadalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet seimbang. Untuk menghindari penimbunan lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makananan bersantan dan gorengan kerena dapat meningkatkan kadar kolestrol darah.Lemak jenuh tunggal mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatankadar kolestrol darah, terdapat pada minyak jaitun, minyak biji kapas, minyak wijen.

c. Faktor obesitas
Obesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan berat badan yang dihasilkan dari makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit.Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara factor-faktor genetic, pertilakudan lingkungan menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaranenergy. Peningkatan berat badan 20% atau lebih diatas berat badan normal adalahtitik dimana kelebihan berat badan berkembang menjadi gangguan kesehatan. Tingkat kelebihan berat badan yang rendah dapat berkaitan dengan resiko kesehatan,terutama timbulnya gangguan kesehatan lain seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung.
Orang dengan obesitas maka didalam tubuhnya cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan timbulnya lemak yang ada dalam tubuh ini akanmenyebabkan penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah inikemudian akan dapat meningkatkan kadar kolestrol total dan LDL kolestrol.Obesitas telah berkembang sebagai faktor resiko diabetes. Hipertensi, penyakitkardiovaskuler dan beberapa kanker pada pria dan wanita. Kondisi lain yangterjadi, termasuk kesulitan bernafas waktu tidur, osteoarthritis, kemandulan,hipertensi intracranial idiopati, penyakit statis vena pada anggota gerak bawah,getaran gastro-esofageal dan gangguan perkemihan.




2.4 . Penyakit Akibat Dislipidemia
a. Arterosklerosis
Adalah radang pada pembuluh darah manusiaakibat akumulasi kolesteroldi dalam dinding pembuluh daraharteri, mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah yang dapatmenghambat aliran darah ke berbagai organ. Aterosklerosis adalahproses umum yang melibatkan banyak pembuluh darah di tubuh,termasuk di jantung, otak, dan ginjal.
b. Hipertensi
Adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darahsistolik > 140mmHg dan tekanan darah diastolik > 90mmHg. Sebuahtekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg adalah definisi yangditerima untuk hipertensi sistolik, sedangkan tekanan lebih dari 90 mmHg sering didefinisikan sebagai hipertensi diastolik. Tingkat tekanandarah harus konsisten, bukan sekadar rekaman sporadis. Untukmenentukan apakah hipertensi hadir, yang terbaik adalah mengukurtekanan darah sendiri, yang diperoleh di luar pemeriksaan rutin kedokter, yaitu dianjurkan 1 bulan sekali.Gejala : sakit kepala, migrain, rasa berat di tengkuk, mataberkunang-kunang, lemah, muka pucat, suhu tubuh sedikit rendah.
c. Klaudikasio intermitten
Adalah nyeri pada otot ekstremitas bawah yang timbul ketikaberjalan disebabkan oleh penyumbatan kolestrol di pembuluh darahkaki. Penyakit ini menyebabkan penderita berhenti untuk berjalan.
      Mekanise penyakit klaudikasio intermiten :
Plak aterom/lemak di pembuluh darah àasupan darah(mengandung oksigen dan glukosa) ke jaringan otot di kaki berkurangàotot kekurangan oksigen untuk metabolismeàkompensasi ototmelakukan metabolisme anaerob (metabolisme tanpa menggunakanoksigen)àmetabolisme anaerob di otot menghasilkan asam laktat àtimbunan asam laktat pada jaringan otot ànyeri pada otot.
Beratnya hambatan aliran darah di arteri ektrimitas bawahdibedakan dalam stadium menurut Fontaine (dikutip dari Viles-Gonzales JF, Fuster V, Badimon JJ, Atherombosis. Awidespread disease with unpredictable & life threatening consequence Europeheart journal 2004 25(14):1197-07.) :
       Stadium I : aliran darah ke jaringan masih cukup, walaupun terdapatpenyempitan arteri.
       Stadium II : aliran darah ke otot tidak memadai pada aktivitas tertentu. Timbulnya klaudikasio intermiten. Gejala ini mengurangi penggunaan ototsehingga jarak tempuh dalam berjalan tidak dapat melebihi jarak tertentu.
       Stadium III : aliran darah ke jaringan sudah tidak memadai saat istirahat.
       Stadium IV : menurunnya aliran darah mengakibatkan nekrosis (kematian jaringan).
d. Penyakit jantung koroner (PJK)
Adalah kondisi yang dimulai ketika zatkolesterolkeras (plak) terakumulasi di dalamarterikoroner. Plak dalam arteri koroner itu bisapecah dan menyebabkan pembentukan gumpalan kecil, yang dapatmenghambat aliran darah ke otot jantung, penyakit ini juga dikenalsebagai penyakit arteri koroner (PAK).Gejala: rasa nyeri di dada (seperti tertekan, tertusuk), kelelahan, jantung berdebar-debar, sesak nafas, pusing dan pingsan.


e. Penyakit stroke
Adalah penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandaidengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya alirandarah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitanatau pecahnya pembuluh darah. Berdasarkan proses patologi/perjalananpenyakit dan gejala klinisnya, stroke dibagi menjadi stroke iskemik danstroke hemorragik.
      Stroke Iskemik adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya alirandarah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigendi jaringan otak.
      Stroke Hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnyadarah ke jaringan otak sehingga menekan struktur otak kemudianmenyebabkan gangguan persarafan di otak seperti nyeri kepala,hilang kesadaran dll.

2.5 Pengaruh Dislipidemia pada Vitalitas Seks Pria
          Dislipidemia merupakaan suatu kelainan metabolism tubuh yang gagal dalam memtabolisme lipid. Pada ddislipidemia kadar LDL atau kolesterol jahat akan naik dan kadar HDL atau kadar kolesterol baik mengalamai penurunan di dalam tubuh.
Kolesterol tinggi adalah kondisi dimana kadar kolesterol (terutama jenis LDL) sudah sangat banyak berada di dalam darah sehingga telah menghambat atau bahkan menyumbat aliran darah dari dan menuju jantung.
Pada umumnya kolesterol tinggi diderita oleh orang gemuk meski tidak menutup kemungkinan diderita juga oleh orang kurus. Kolesterol yang terlalu tinggi diketahui menjadi penyebab timbulnya beragam gangguan kesehatan kronis seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi dan impotensi.
Impotensi adalah salah satu masalah seksual yang umum dialami kaum pria. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa semua pria pasti pernah mengalami masalah penis yang tidak bisa ereksi dengan keras, setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Jika masalah ereksi tersebut terus berlanjut sampai beberapa bulan maka si pria disebut sedang menderita impotensi atau disfungsi ereksi berat. Disfungsi ereksi yang berat umumnya disebabkan perpaduan antara penyakit fisik seperti kolesterol tinggi dengan masalah psikis.
Dahulu pihak medis sepakat menyebut bahwa satu-satunya penyebab impotensi adalah faktor psikis atau kejiwaan. Barulah beberapa tahun belakangan ini setelah melalui beberapa penelitian disimpulkan bahwa selain faktor psikis, impotensi juga bisa disebabkan oleh faktor fisik atau karena adanya penyakit di dalam tubuh. Dan salah satu penyakit yang menyebabkan terjadinya impotensi adalah kolesterol tinggi.
Jika terjadi penyempitan pembuluh darah di lokasi organ genital maka ereksi tidak mungkin terjadi ataupun jika terjadi maka ereksi biasanya tidak bisa maksimal sehingga tidak mampu digunakan untuk berhubungan seksual. Kondisi ketidakmampuan melakukan hubungan seksual akibat ereksi yang tidak keras inilah yang disebut impotensi.
Salah satu penyebab kerusakan pembuluh darah di daerah penis adalah adanya kolesterol tinggi, diabetes, dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Penyakit-penyakit tersebut secara langsung menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang lambat laun akan mengganggu fungsi ereksi penis.
Bukan hanya itu, kolesterol yang terlalu tinggi juga mengandung bahaya lain. Sebuah penelitian dilakukan di Swedia, hasil penelitian menemukan bahwa pria dengan kadar kolesterol di atas 270ml/dl memiliki risiko menderita kanker testis sebanyak empat kali lebih besar daripada pria dengan kadar kolesterol normal.
2.5.1. Dislipidemia Mengakibatkan Disfungsi Ereksi
Disfungsi Ereksi (impotensi)/ Erectile Dysfunction (ED) adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau menjaga ereksi tetap pada waktu penetras.i  Disfungsi ereksi (DE) adalah bentuk gangguan fungsi seksual laki-laki yang sangat umum.Seorang pria yang mengalami disfungsi ereksi kesulitan  menjaga ereksi penisnya pada setiap tahap  hubungan seksual.
Kolesterol tinggi disebut juga dengan istilah hiperkolesterolemia yang berarti kadar kolesterol dalam darah sangat tinggi. Tingginya kadar kolesterol dapat memicu berbagai penyakit, salah satunya adalah impotensi pada pria.
Kolesterol tinggi sebabkan penyempitan pembuluh darah
Kolesterol tinggi sebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga mengganggu pada saat erekso
Kolesterol tinggi kadang disebut sebagai lemak jahat karena keberadaannya sama sekali tidak bermanfaat bagi tubuh. Batas normal kolesterol dalam darah adalah 160-200 mg. Penyebab seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi adalah karena pola makan yang tidak sehat dan kurang olahraga.
Adanya lemak jahat dalam darah akan menyebabkan terjadinya penyempitan dan bahkan kerusakan pembuluh darah. Hal ini tentu saja akan menyebabkan aliran darah dari dan menuju penis menjadi terganggu. Sebagai akibatnya kualitas ereksi akan terganggu.
Kolesterol tinggi tidak hanya disebabkan faktor gaya hidup, faktor lain yang kadang disebut sebagai biang keladi adalah genetik. Faktor ini tidak bisa dikendalikan karena diturunkan dari orang tua kepada anak.
Faktor lain yang menjadi penyebab kolesterol tinggi adalah usia. Dengan semakin bertambahnya usia seseorang maka jumlah lemak jahat dalam tubuhnya juga akan semakin bertambah, jumlah tersebut akan semakin banyak jika yang bersangkutan jarang berolahraga dan kurang beraktifitas.
2.5.  Penanganan Kondisi Dislipidemia
1. Perencanaan terapi diet
Pada pasien dislipidemia harus diterapkan diet seimbang yang mengandung semua nutrient dalam jumlah yang memadai.
a.   Tujuan diet yang diberikan untuk pasien dengan kondisi dislipidemia:
1) Menurunkan berat badan bila terjadi kegemukan.
2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.
4) Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karboidrat sederhana.


b. Syarat diet yang diberikan:
1) Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik.
2) Lemak sedang, <30% dari kebutuhan enegi total.
3) Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan total.
4) Karbohidrat sedanng, yaitu 50-60% dari kebutuhan total.
5) Serat tinggi, terutama yang larut air.
6) Cukup vitamin dan mineral (Sunita, 2004)

2. Intervensi gizi
Intervensi gizi biasa dilakukan dengan memberikan edukasi gizi
yang melibatkan alih pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi pada pasien. Pengetahuan gizi merupakan pencapaian pada Status gizi yang baik dan sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi setiap orang. Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, setiap individu memiliki polam makanan yang mengandung zat gizi yang dapat digunakan oleh tubuh.
Pengetahuan gizi dapat memegang peranan penting terhadap tata cara penggunaan pangan dengan baik sehingga akan mencapai kebutuhan gizi yang seimbang. Tingkat pengetahuan gizi akan dapat menentukan perilaku seseorang untuk memperbaiki pola konsumsi makanan yang umumnya dipandang lebih baik dan dapat diberikan sedini mungkin.
Rendahnya tingkat pengetahuan gizi akan dapat mengakibatkan
sikap acuh tak acuh terhadap penggunaan bahan makanan tertentu, walaupun bahan makanan tersebut cukup tersedia dan mengandung zat gizi. Pengetahuan gizi setiap induvidu biasanya didapatkan dan setiap pengalaman yang berasal dari berbagai sumber, contoh media massa atau media cetak, media elektronik, buku, petunjuk dari kerabat dekat. Pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan cara membentuk keyakinan pada diri sendiri sehingga seseorang dapat berperilaku sesuai dengan
kehidupan sehari-hari

2.6 Pengelolaan penderita dislipidemia

a. Umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya non farmakologis yang meliputi modifikasi diet, latihan jasmani, serta
pengelolaan berat badan. Tujuan terapi diet adalah menurunkan resiko penyakit jantung koroner dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan keseimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi. Perbaikan keseimbangan kalori biasanya memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan jasmani serta pembatasan asupan kalori
b. Upaya non farmakologis
1. Terapi diet
Dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta seberapa sering keduanya dikonsumsi.
2. Latihan jasmani
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar HDL, menurunkan trigliserida, menurunkan LDL dan menurunkan berat badan.
c. Farmakologis
Apabila terapi non farmakologi tidak berhasil maka, dapat
diberikan bermacam-macam obatan  Tujuan dari pengelolaan dislipidemia dalam jangka pendek adalah untuk mengontrol kadar LDL dan HDL dalam darah, dan menghilangkan keluhan maupun gejala yang terjadi pada penderita dislipidemia. Tujuan jangka panjang untuk mencegah terjadinya jantung koroner. Cara penanganannya dengan menormalkan kadar kolesterol LDL dan HDL dalam darah.

BAB III PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL.
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000). Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai triad lipid, yaitu:
Kolesterol total
Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
Trigliserida
Klasifikasi Dislipidemia :
1.   Dislipidemia Sekunder
2.   Dislipidemia Primer
Dislipidemia dapat berpengaruh negative pada vitalitas seksual pria yaitu dengan tingginya kolesterol buruk pada penderita dislipidemia dapat mengakibatkan tersumbatnya aliran darah pada epembuluh darah terutama pada organ genital pria. Haltersebut dapat menyebabkan disfungsi seksualpada pria yaitu ereksi serta impotensi. Sehinigga dapat menyebabkan tidak harmonisnya hubungan antara suami dan istri.

4.2    Saran
Kesehatan merupakan hal mutlak yang diinginkan setiap manusia dalam menjalani hidupnya. Maka dari itu diperlukan pengetahuan lebih lanjut mengenai dunia kesehatan khususnya mengenai dislipidemia ini. Supaya pria tidak terkena dislipidemia ini dilakukan kontrol terhadap pola hidup untuk tentap melakukan gaya hidupyang shat dan sesuuai dengan pedoman gizi seimbang.
Pemerintah juga diharapkan dapat membentuksuatu programuntuk sosialisasi tentang dilipidemiamaupun tentang bagaiman pencegahan serta pengobatannya.



DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 2010. Gramedia. Jakarta.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. 2009.   UI-Press. Jakarta.
Campbell, Neil A, dkk.Biologi Jilid ke-5. Erlangga.
Nico Gandha, Hubungan perilaku ...,  FK UI., 2009.
Sundary, Santy.Pengaruh pemberian yoghurt kedelai hitam terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada laki-laki penderita dislipidemia usia 40-55 tahun. FK Undip. 2012. Semarang.
Rizis,Ulfah.  Dislipidemia. Unimus.
Antou, Edmond dkk. PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP DISFUNGSI EREKSI. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 3, November 2014. Manado.
Dislipidemia : Peningkatan Prevalensi dan Beban Kesehatan.Buletin Rasio. Vol. 10.Juni 2012



Comments

Post a Comment